Sudah beberapa malam Kartiyem seperti tak mau lepas dari laptopnya. Guru matematika di wilayah Lampung Tengah ini hampir setiap saat selalu online. Meski lokasi tinggalnya jauh dari kota besar dan dengan sinyal yang seadanya tak menyurutkan semangatnya untuk belajar melalui Internet. Di pulau lain, tepatnya di Nunukan, Kalimantan TImur yang berbatasan dengan wilayah Malaysia, Maslaeni, yang juga guru matematika, beberapa hari terakhir juga memiliki kebiasaan serupa, sibuk berkutat dengan laptop dan Internet bahkan sampai larut malam. Maslaeni bahkan tak hanya harus berjuang dengan keberadaan sinyal Internet tapi juga dengan keberadaan aliran listrik yang sering padam, kontras dengan wilayah sebelah, yang notabene sudah masuk wilayah negri jiran, yang selalu terang benderang. Kartiyem dan Maslaeni adalah dua orang guru matematika dari ratusan guru lain yang tengah mengikuti kegiatan diklat (pendidikan dan pelatihan) guru matematika secara jarak jauh dan dilakukan sepenuhnya secara online.
Adalah PPPPTK Matematika yang merupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai menapak lebih serius dalam pemberdayaan guru matematika se-Indonesia dengan mengambil jalur yang non-konvensional ini, dimana kegiatan dilaksanakan online. Untuk mengikuti diklat peserta tidak harus datang secara fisik tapi dengan mengakses situs web yang telah disediakan, yaitu etraining.p4tkmatematika.org.
Diklat E-Training
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, e-learning merupakan alternatif baru yang cukup menjanjikan. Beberapa lembaga pendidikan formal,khususnya perguruan tinggi, mulai memanfaatkan e-learning sebagai media pembelajarannya dan mulai diikuti kalangan lembaga kediklatan-pun mulai memanfaatkan e-learning sebagai media diklat, atau dalam hal ini sering disebut sebagai e-training.Efisiensi biaya dan luasnya jangkauan menjadikan e-training sebagai upaya baru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara memberdayakan guru-guru yang jumlahnya jutaan melalui diklat. Dalam pembukaan kegiatan diklat online yang ditayangkan secara daring melalui situs Youtube, Kepala Pusat PPPPTK Matematika, Prof.Dr.rer.nat. Widodo, M.S. menyinggung mengenai tuntutan bagi guru-guru terutama dengan telah diberlakukannya Permenpan RB No. 16 tahun 2009 pasal 11 disebutkan bahwa guru tidak hanya mengajar dan menilai pembelajaran saja, tetapi guru harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovasi. Termasuk dalam pengembangan diri adalah mengikuti diklat. Dengan diberlakukannya peraturan ini maka dipastikan nantinya banyak guru-guru yang harus mengikuti diklat agar kenaikan pangkatnya tidak terhenti. Padahal lembaga diklat seperti PPPPTK Matematika jumlahnya sangat terbatas dengan kapasitas untuk mendiklat guru yang juga tidak sepadan dengan kebutuhan. Sebagai contoh saja, untuk guru bidang studi matematika, ditambah guru sekolah dasar (yang notabene juga harus mengajar matematika) jumlahnya mencapai lebih dari 1,5 juta yang kesemuanya tentu harus terus menerus ditingkatkan baik wawasan keilmuan maupun keterampilan mengajarnya.
Jika hanya mengandalkan diklat konvensional dengan tatap muka saja maka dibutuhkan waktu puluhan tahun agar semua guru merasakan diklat. Selain jumlah sasaran masalah lainnya adalah biaya penyelenggaraan yang pasti akan sangat besar.
Kualitas dan Jangkauan
Dari sisi konten, ketersediaan materi secara digital akan menjamin materi sesuai standar. Peserta diklat dari wilayah manapun akan dapat memperoleh materi yang sama persis. Yang menjadi tantangan terbesar dari diklat semacam ini adalah bagaimana menjamin proses pembelajaran sesuai yang direncanakan, termasuk mencegah adanya kecurangan. Untuk itu evaluasi pembelajarannya harus dilakukan dengan khusus.
Sementara itu sebaran peserta ternyata cukup merata. Kekhawatiran awal bahwa guru-guru akan kesulitan mengikuti diklat seperti ini, mengingat faktor jangkauan internet dan rendahnya literasi TIK ternyata tidak sepenuhnya benar. Banyak guru-guru berinisiatif mengusahakan akses Internet sendiri, mengingat sekolah tidak tersedia atau tidak maksimal. Seringkali peserta juga harus pintar-pintar menyiasati keterbatasan, misalnya mengakses materi saat tengah malam dimana koneksi lebih cepat.Dari tulisan-tulisan peserta yang dipublikasikan di blog masing-masing, serta respon dan interaksi di forum diskusi, sebagian besar guru peserta diklat merasa sangat terbantu dan memperolah banyak manfaat dengan mengikuti diklat ini, meskipun semua proses dilakukan tanpa tatap muka sama sekali.
Jumlah sasaran yang lebih banyak, jangkauan lebih luas, biaya yang lebih efisien dan pelaksanaan yang fleksibel membuat e-training menjadi salah satu alternatif yang cukup menarik bagi peningkatan mutu guru yang nantinya diharapkan akan berimbas bagi peningkatan mutu pendidikan secara umum. Dengan e-training, Kartiyem, Maslaeni dan ribuan guru lain akan dapat meningkatkan kompetensi dengan lebih mudah bahkan tanpa harus meninggalkan kewajiban utamanya, yaitu mengajar di kelas.
Sumber:http://p4tkmatematika.org/2013/10/diklat-eradigital/
Posting Komentar