Beberapa waktu yang lalu kami berkesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di salah satu SD di Jawa Timur. Tepatnya adalah kelas IV SD. Materi yang disampaikan adalah materi penjumlahan dan pengurangan. Salah satu metode pembelajaran yang dipakai guru pada proses pembelajaran tersebut adalah dengan belajar kelompok menyelesaikan tugas-tugas terkait dengan penjumlahan dan pengurangan. Pada saat penugasan kelompok ini, guru memberikan satu lembar kertas yang berisi soal ke masing-masing kelompok. Soal antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya berbeda. Kemudian secara kelompok, soal-soal tersebut diselesaikan. Setelah batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal, kemudian guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menuliskan ke papan tulis jawaban soal tersebut. Pada saat perwakilan masing-masing kelompok menuliskan jawaban di papan tulis, tidak nampak guru meminta siswa untuk menyalin jawaban tersebut, pun demikian tidak ada permintaan guru kepada siswa untuk menyalin tugas kelompok tersebut di buku mereka. Melihat kondisi demikian, kami sempat berpikir, jika guru hanya memberikan penugasan pada selembar kertas, kemudian juga tidak meminta siswa untuk melihat, dan tidak nampak aktivitas siswa menyalin soal-soal beserta jawabnya, maka siswa tidak memiliki catatan soal-soal tersebut. Sehingga kemungkinan siswa tidak bisa mengulang kembali soal-soal tersebut untuk dikerjakan di rumah. Memang kondisi demikian ada positif dan negatifnya. Positifnya adalah, waktu pembelajaran cenderung lebih efektif, karena guru tidak menuliskan soal dipapan tulis, tetapi diganti dengan soal pada fotocopyan. Biaya penggandaan cenderung relatif murah, karena satu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa hanya mendapatkan satu lembar fotocopyan. Namun demikian, juga ada dampak negatifnya. Di antaranya adalah tidak semua siswa memiliki salinan dari soal-soal yang diberikan oleh guru, sehingga siswa tidak bisa mengulang kembali soal yang diberikan oleh guru. Variasi soal masing-masing kelompok berbeda, sehingga jika siswa tidak kreatif maka dia tidak akan mendapatkan bank soal dari kelompok lain. Melihat kondisi demikian, beberapa hal yang dapat dilakukan, sehingga siswa dapat memiliki bank soal dan memiliki referensi belajar di rumah adalah guru meminta siswa untuk menggandakan sendiri soal yang diberikan baik pada kelompoknya maupun kelompok lain, atau guru meminta siswa untuk menyalin soal beserta jawabannya saat wakil kelompok mengerjakan ke depan. Dengan demikian, siswa tetap memiliki catatan pada buku mereka masing-masing dan bisa mengulang kembali pembelajaran saat itu di lain waktu maupun di lain tempat. Mungkin hal ini hal sederhana, akan tetapi jika tidak disikapi dengan tepat maka siswa akan kekurangan referensi belajar. Sumber: http://p4tkmatematika.org/2014/01/ketika-penugasan-kelompok-disajikan-di-selembar-fotocopyan/

Posting Komentar

 
Top